
- Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa sebagian besar orang Amerika masih menginginkan ICE untuk kendaraan mereka berikutnya.
- Permintaan kendaraan listrik dan PHEV berbeda-beda di setiap negara, namun masih rendah di banyak pasar.
- Lebih dari separuh pembeli mobil di AS juga mempertimbangkan untuk beralih ke merek lain.
Tahun lalu, penjualan global kendaraan listrik dan PHEV melonjak ke tingkat yang baru, melebihi 17 juta unit untuk pertama kalinya. Angka ini menunjukkan peningkatan besar sebesar 25,6% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, sebuah studi baru menunjukkan bahwa bagi sebagian besar pembeli mobil di pasar-pasar utama di seluruh dunia, sangat sedikit pembeli yang tertarik membeli EV atau PHEV sebagai kendaraan berikutnya. Namun, keadaannya mungkin tidak seperti yang terlihat – tetapi akan dibahas lebih lanjut nanti.
var adpushup = jendela.adpushup = jendela.adpushup || {yang:[]}; adpushup.que.push(function() { if (adpushup.config.platform !== “DESKTOP”){ adpushup.triggerAd(“0f7e3106-c4d6-4db4-8135-c508879a76f8”); } else { adpushup.triggerAd(“82503191-e1d1-435a-874f-9c78a2a54a2f”);
Studi ini berasal dari Deloitte, raksasa industri konsultasi dan konsultasi. Survei ini menanyai responden tentang jenis powertrain apa yang mereka pilih untuk kendaraan berikutnya. Meskipun hasilnya bervariasi antar pasar, model ICE bertenaga bensin dan diesel sejauh ini merupakan yang paling populer. Di sebagian besar pasar selain Tiongkok, kendaraan listrik dan PHEV termasuk dalam daftar belanjaan paling rendah.
Pertama, Hasilnya
Di Amerika Serikat, hanya 5% orang mengatakan mereka sedang mencari kendaraan listrik sebagai kendaraan berikutnya, sementara 6% mengatakan preferensi powertrainnya adalah PHEV. Sebagai perbandingan, 62% responden mengatakan preferensi mereka adalah model ICE sementara 20% mungkin memilih model hybrid biasa. Hasilnya serupa di pasar lain. Di Asia Tenggara, 53% lebih memilih ICE, diikuti oleh 17% yang mempertimbangkan kendaraan hybrid, 13% mempertimbangkan PHEV, dan 11% mempertimbangkan kendaraan listrik.
Baca: Penjualan EV dan PHEV Melonjak 26% Secara Global Pada Tahun 2024, Namun Pestanya Sudah Berakhir di Eropa
Di Jerman, 53% responden menginginkan ICE sebagai kendaraan mereka berikutnya, dibandingkan dengan hanya 9% responden yang menginginkan PHEV dan 14% responden yang menginginkan kendaraan listrik. Hal berbeda terjadi di Tiongkok, di mana 38% responden mengatakan preferensi mereka adalah ICE, diikuti oleh 16% responden yang memilih kendaraan hybrid, 17% mempertimbangkan PHEV, dan 27% responden lebih memilih kendaraan listrik.
Angka-Angka Tidak Berbohong – Namun Apakah Angka-Angka Mengatakan Kebenaran Seutuhnya?
Meskipun hasil ini mungkin mengejutkan, mengingat tingginya permintaan kendaraan listrik pada tahun 2024, seperti yang disebutkan dalam judul, ada peringatan besar dalam penelitian ini: ukuran sampelnya adalah sangat, sangat kecil. Di AS, hanya 937 orang yang ditanyai tentang preferensi powertrain mereka dan di Tiongkok, hanya 939 orang yang menjawab pertanyaan tersebut. Oleh karena itu, sulit untuk membuat pernyataan menyeluruh tentang berapa banyak orang yang menginginkan atau tidak menginginkan EV atau PHEV sebagai kendaraan mereka berikutnya.
Meskipun demikian, penelitian tersebut memang mengungkapkan beberapa informasi menarik. Misalnya, loyalitas merek tampaknya sedang menurun. Di AS, 54% pemilik kendaraan berencana beralih ke merek lain untuk mobil berikutnya. Angka ini bahkan lebih dramatis lagi di Tiongkok, dimana 76% diantaranya siap untuk terjun ke dunia bisnis. Secara global, Deloitte mencatat bahwa pembelotan merek sedang meningkat, yang menandakan adanya pergeseran prioritas konsumen.
var adpushup = jendela.adpushup = jendela.adpushup || {yang:[]}; adpushup.que.push(function() { if (adpushup.config.platform !== “DESKTOP”){ adpushup.triggerAd(“bb7964e9-07de-4b06-a83e-ead35079d53c”); } else { adpushup.triggerAd(“9b1169d9-7a89-4971-a77f-1397f7588751”);
Studi ini juga menyentuh topik yang sering menimbulkan polarisasi mengenai kendaraan otonom, dan tampaknya skeptisisme masih tetap ada. Di AS, 52% responden menyatakan kekhawatirannya terhadap layanan robotaxi yang beroperasi di lingkungan mereka, sementara 64% merasa tidak nyaman dengan kendaraan komersial otonom yang melaju di jalan raya. Terlepas dari banyaknya desas-desus seputar teknologi self-driving, jelas bahwa banyak konsumen yang belum siap untuk menyerahkan kemudi.
var adpushup = jendela.adpushup = jendela.adpushup || {yang:[]}; adpushup.que.push(function() { if (adpushup.config.platform !== “DESKTOP”){ adpushup.triggerAd(“bb7964e9-07de-4b06-a83e-ead35079d53c”); } else { adpushup.triggerAd(“9b1169d9-7a89-4971-a77f-1397f7588751”);